Kajian tentang Jiwa menurut Ibnu Sina menjadi perhatian karena menjadi rujukan bagi beberapa muslim lainnya, Banyak para tokoh menguraikan keberadaannya. Namun dalam kajian, anggapan para filosof Muslim dalam menguraikan masalah hanya menyalin ulang dari para filosof Yunani Aristoteles.Hal ini dinegasikan oleh salah satu tokoh filosof Muslim, yaitu Ibnu Sina. Ia menegaskan dalam filsafat Islam yang berasaskan wahyu berbeda dengan Yunaniyang berasaskan rasio. Berangkat dari uraian tersebut makalah ini akan mengkaji konsep jiwa menurut Ibnu Sina. Kajian ini studi literatur dengan menggunakan metode diskriptif-analisis. Dalam pembahasan ini penulis menghasilkan tiga kesimpulan penting. Yakni Konsep Tuhan Ibnu Sina berbeda dengan Yunani (Aristoteles). Kemudian, Asal-usul jiwa berasal dari pancaran (emanasi) dari akal kesepuluh dan dibawah planet kesembilan yang darinya melimpahkan jiwa-jiwa bumi; Manusia, Hewan dan Tumbuhan. Terakhir, Jiwa Manusia bersifat kekal dan tidak ikut hancur bersama hancurnya badan. Kekekalan jiwa karena dekat dengan akal dan dikekalkan oleh Tuhan
CITATION STYLE
Kusuma, A. R. (2022). Konsep Jiwa menurut Ibnu Sina dan Aristoteles. TASAMUH: Jurnal Studi Islam, 14(1), 61–89. https://doi.org/10.47945/tasamuh.v14i1.492
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.