ABSTRAK Setiap peserta didik memiliki karakteristik dan keberagaman kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Guru perlu memetakan kebtuhan belajar peserta didik sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan gaya belajar peserta didik. Asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif membantu guru dalam memetakan kebutuhan belajar peserta didik melalui tes atau penyebaran angket. Asesmen diagnostik dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam kesiapan belajar. Sehingga dapat menjadi solusi untuk pembelajaran berdiferensiasi diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hasil asesmen diagnostik sebagai dasar pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran Pendidikan pancasiala dikelas IV. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan menggunakan observasi nonpartisipasif dengan melakukan tes asesmen diagnostik kognitif. Teknik analisis data menggunakan model Milles dan Huberman, meliputi reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan dikelas IV A. Hasil dari penelitian menunjukan guru sudah memetakan kelompok berdasarkan kesiapan belajar peserta didik melalui tes asesmen diagnostik kognitif. Pengelompokan terdiri dari kelompok berkembang dan mahir. Pembelajarn berdiferensiasi konten dapat diterapkan untuk memberikan materi pembelajaran berdasarkan tingkat kemampuan sehingga kebutuhan belajar peserta didik terpenuhi. Kata Kunci: Asesmen diagnostik 1, Pembelajaran berdiferensiasi 2
CITATION STYLE
Fitrotul Insani, Harto Nuroso, & Iin Purnamasari. (2023). ANALISIS HASIL ASEMEN DIAGNOSTIK SEBAGAI DASAR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI SEKOLAH DASAR. Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(2), 4450–4458. https://doi.org/10.36989/didaktik.v9i2.1154
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.