Kesadaran pemuda untuk aktif, kreatif, dan inovatif yang masih kurang di Dusun Soropaten dan Jangkungan, merupakan permasalahan utama pemberdayaan masayarakat di wilayah tersebut. hal ini disebabkan oleh empat faktor yaitu: (1) Minimnya peran pemuda dalam segala aspek di pedesaan, (2) Kurangnya kesadaran pemuda dalam mengelola sumber daya yang tersedia, (3) Belum terbentuknya sistem manejemen dan sistem pengorganisasian pemuda yang optimal, (4) Rendahnya daya inovasi pemuda di wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam program ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan penggalian data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Dua teknik ini digunakan sebelum program dilakukan agar pelaksanaan program benar-benar berdasar kebutuhan di lapangan dan tepat sasaran. Pembentukan program Pengkaderan Pemuda Penggerak Desa (P3D) dengan melakukan Youth Capabilty Building dan praktik pemberdayaan melalui Comunity Engagement merupakan upaya yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam pelaksanaan program P3D dilakukan pemaparan materi wajib yang terdiri dari materi kepemimpinan, materi advokasi, dan materi pengorganisasian masyarakat. Pemaparan materi wajib, merupakan upaya dalam meningkatkan kapabiltas para pemuda di Dusun Soropaten dan Jangkungan. Selain itu terdapat materi khusus tentang asassement sumber daya, problem solving dan moderasi agama. Program ini menghasilkan kader pemuda lingkungan, sosial, dan kegamaan yang berkompeten untuk memaksimalkan sumber daya wilayah, menghadapi dinamika sosial, memecahkan persoalan di masyarakat, dan meningkatkan kapasitas potensi keagamaan. Kata kunci: Pemuda, Inovasi, Pengembangan Sumber Daya
CITATION STYLE
Ahid Aufa Big, Nur Arifa, Alfa Puspita Nahara, & Nisrina Albizzia Qisty. (2022). CAPACITY YOUTH BUILDING: Pengkaderan Pemuda Penggerak Desa Gandusari, Bandongan, Magelang, Jawa Tengah. Mukaddimah: Jurnal Studi Islam, 6(1), 37–59. https://doi.org/10.14421/mjsi.61.2866
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.