Bangunan irigasi mengalami penurunan fungsi akibat bertambahnya umur bangunan atau pengaruh ulah manusia. Sesuai dengan amanat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 12/PRT/M/2015 bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem irigasi, agar kebutuhan air tanaman dapat tercapai dengan optimal. Sistem irigasi dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu: prasarana fisik, produktifitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi, dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan penilaian tentang kinerja sistem irigasi Utama Bantimurung Kabupaten Maros yang berguna untuk menyusun program tindak lanjut seperti perbaikan, rehabilitasi, dan pemeliharan jaringan irigasi. Metode penelitian dilakukan dengan cara obeservasi langsung ke lapangan dengan melakukan penelusuran jaringan irigasi DI Bantimurung, wawancara dan analisis data sekunder. Penelusuran jaringan irigasi ini dilakukan untuk mendapatkan data kondisi prasarana fisik. Metode wawancara dan analisis data sekunder digunakan untuk mendapatkan data produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan P3A. Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja sistem irigasi utama daerah irigasi Bantimurung ialah Kurang dan Perlu Perhatian (55,41%). Perhitungan penilaian kinerja sistem irigasi Bantimurung meliputi 6 aspek indikator yaitu kondisi prasarana fisik, produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
CITATION STYLE
Fachrie, S. M., Samsuar, S., & Achmad, M. (2019). Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Utama Daerah Irigasi Bantimurung Kabupaten Maros. Jurnal Agritechno, 66–77. https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.