Artikel ini ditulis dalam rangka membantu para Pendeta Jemaat menjawab pergumulan mereka oleh karena tuntutan Jemaat terhadap kriteria pendidikan dan kecakapan yang harus mereka miliki, untuk merespons perkembangan zaman. Tuntutan tersebut mendorong para pelayan berusaha memenuhinya dengan menempuh pendidikan atau pelatihan atas usaha sendiri. Namun di sisi lain, hal itu menimbulkan problema baru. Para pelayan semakin kurang mengandalkan kekuatan spiritualitas dalam melayani. Pelayanan semakin berorientasi pada prestasi. Akibatnya tidak sedikit pelayan yang lupa akan hakikat pelayanan. Tingginya biaya untuk mengasah kemampuan dan ketrampilan, yang tidak diimbangi oleh kemampuan Jemaat menanggulangi biaya hidup pelayan, menyebabkan pelayanan pelayan berorientasi pada kepentingan dirinya. Untuk menjawab pergumulan tersebut, penulis menyodorkan perspektif lain tentang hakikat pelayan, dengan menelusuri pengalaman dan pandangan Paulus, melalui kajian literatur, dengan melakukan studi hermeneutik atas 2 Korintus 2:14a. Ayat tersebut mengandung sebuah metafora, yakni tawanan perang, yang digunakan Paulus untuk mengemukakan pembelaannya terhadap kerasulannya, yang sedang mendapat serangan dari pihak luar Jemaat, yang berhasil memprovokasi Jemaat Korintus, sehingga Jemaat itu mulai menilai Paulus berdasarkan tradisi pada waktu itu, yaitu mengandalkan kemampuan manusia. Dengan ukuran itu mereka menganggap Paulus tidak layak sebagai rasul. Menghadapi tuduhan tersebut, Paulus menggambarkan kerasulannya dengan menggunakan metafora tawanan perang yang rela dipermalukan dan digiring ke dalam maut (2 Kor 2:14a) demi kemuliaan sang pemenang yang menawannya. Melalui metafora itu, Paulus mendemonstrasikan pelayanan Yesus, yang rela menyerahkan diriNya ke dalam maut untuk melakukan kehendak BapaNya. Untuk itu Paulus memandang bahwa kemampuannya melayani tidak dengan mengandalkan usaha-usaha manusia, melainkan kemampuan yang semata-mata berasal (keluar) dari Allah saja.
CITATION STYLE
Gea, N. (2019). Hakikat Pelayan Jemaat dari Perspektif Allah. SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora Dan Kebudayaan, 12(2), 64–75. https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.23
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.