Populisme mencuat di tengah situasi ekonomi yang tidak menguntungkan dan kegagalan para politikus moderat menyelesaikan masalah. Ketegangan ini digunakan pemimpin dan partai populis untuk berkuasa dan menguasai oposisi. Mereka menggunakan sentimen-sentimen keagamaan dan identitas-identitas sektarian untuk mendapat dukungan rakyat. Berdasarkan hal itu, penelitian studi ini memiliki tujuan menguraikan persoalan popoulisme dalam politik global, bagaimana konservatisme agama berkembang dan contoh pemimpin populis Trump yang menunjukkan keterkaitan erat antara konservatisme agama dan populisme. Metodologi yang digunakan dalam studi ini ialah penelitian kepustakaan dengan pendekatan fenomenologi perkembangan politik populisme dalam kaitannya dengan konservatisme agama baik dalam kancah politik global yang nampak dalam kampanye politik Trump yang menggunakan sentiment keagamaan. Isu yang sama yang digunakan saat kompanye pemilihan kepala daerah di Indonesia. Berhadapan dengan fenomena ini, Indonesia mengarahkan pandangannya pada Pancasila sebagai landasan dalam membangun persaudaraan dan persatuan. Pancasila lahir dari harapan agar bangsa Indonesia dapat bersaudara satu dengan yang lain kendati beraneka ragam.
CITATION STYLE
Adon, M. J. (2022). Menumbuhkan Semangat Pancasila Sebagai Dasar Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Sebagai Upaya Melawan Gerakan Populisme Di Indonesia. Publicio: Jurnal Ilmiah Politik, Kebijakan Dan Sosial, 4(1), 51–63. https://doi.org/10.51747/publicio.v4i1.759
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.