MAKNA PERUNTUNGAN KEWIRAUSAHAAN BAGI ETNIS JAWA TIONGHOA, DAN MADURA DI KOTA SEMARANG

  • Puspita Puji Rahayu
  • Isti Mayasari
N/ACitations
Citations of this article
27Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Setiap wirausahawan memiliki memiliki kearifan lokal tersendiri dalam membangun bisnis. Kaitan budaya dengan kewirausaahaan belum banyak dilakukan penelitian. Di setiap etnis dapat dibedakan dari budaya yang terlibat dalam membangun bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna kewirausahaan di kota Semarang pada dua etnis yang berbeda yaitu Jawa dan Tionghoa. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, dan metode pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling. Wawancara dan observasi merupakan instumen yang digunakan dalam penggalian data yaitu dengan. Alasan peneliti menggunakan instrumen tersebut karena ingin menggali lebih dalam tentang makna kewirausahaan dari setiap etnis bangsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnis Jawa memiliki pandangan hidup yang kuat, narimo atau menerima dengan tulus, sabar, mementingkan kekeluargaan dan melakukan yang terbaik dalam berwirausaha. Berbeda dengan etnis Jawa, pada etnis Tionghoa lebih menekankan kredibilitas, ketekunan, menghemat, kepercayaan, pendidikan, solidaritas keluarga, ketelitian, kejujuran, moral dan etika dalam berwirausaha. Etnis Madura memiliki ciri karakter dalam berwirausaha mereka bersemangat, percaya diri, ulet, berambisi, dan bekerja keras.

Cite

CITATION STYLE

APA

Puspita Puji Rahayu, & Isti Mayasari. (2021). MAKNA PERUNTUNGAN KEWIRAUSAHAAN BAGI ETNIS JAWA TIONGHOA, DAN MADURA DI KOTA SEMARANG. Applied Research in Management and Business, 1(2), 37–43. https://doi.org/10.53416/arimbi.v1i2.41

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free