Manusia dalam hidupnya mengalami proses yang tidak berkesudahan dan selalu berkembang, mulai dari masa prenatal hingga lanjut usia. Pada fase akhir atau lansia, sebagian orang tua mengalami masa dimana ia akan ditinggalkan anak-anaknya untuk kuliah, bekerja maupun berkeluarga yang disebut sindrom sarang kosong. Sindrom ini berkaitan erat dengan kesedihan, padahal manusia sejatinya ingin mencari kebahagiaan dalam hidup. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan mendeskripsikan makna kebahagiaan yang dirasakan oleh orang tua yang mengalami sindrom sarang kosong. Informan dalam penelitian ini adalah orang tua yang hidup sendiri atau hanya berdua dengan pasangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner terbuka yaitu informan bebas menjawab pertanyaan secara bebas menurut pengertian, logika, istilah dan gaya bahasanya sendiri. Informan dalam penelitian ini diambil secara purposive sample. Informan dalam penelitian ini adalah orang tua yang mengalami sindrom sarang kosong sejumlah 30. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan orang tua yang mengalami sindrom sarang kosong lebih pada keluarga, bisa berkumpul, mendapatkan kasih saying, perhatian, dan doa. Orang yang paling berperan dalam kebahagiaan adalah kelurga inti seperti pasangan, anak, dan cucu.
CITATION STYLE
Mukti, P., & Widyastuti, E. (2019). KEBAHAGIAN (HAPPINESS) PADA ORANG TUA YANG MENGALAMI SINDROM SARANG KOSONG. Jurnal Psikohumanika, 11(2), 113–136. https://doi.org/10.31001/j.psi.v11i2.671
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.