Kurang menariknya pembelajaran geografi menyebabkan rendahnya Spatial thinking skills siswa. Berkenaan dengan itu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan Spatial thinking skills siswa melalui penerapan metode demonstrasi berpendekatan kontekstual. Tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari empat langkah (perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi). Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi, dan tes, selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode demonstrasi berpendekatan kontekstual dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan Spatial thinking skills siswa dari 20.26/rendah (kondisi awal) menjadi 29.30/sedang (siklus 1), dan 36.56/tinggi (siklus 2). Hal itu didukung oleh peningkatan aktivitas belajar siswa dari 25% (siklus 1) menjadi 85% (siklus 2) dan hasil belajar siswa dari rata-rata 67.30 (siklus 1) menjadi 75.87 (siklus 2). Dengan demikian berarti metode demonstrasi berpendekatan kontekstual dapat meningkatkan Spatial thinking skills siswa dalam pembelajaran geografi sejalan dengan aktivitas dan hasil belajarnya. Keberhasilan pengimplementasian metode demonstrasi berpendakatan kontektual dalam PTK ini adalah melalui upaya menumbuhkan motivasi dan kesiapan siswa untuk belajar sehingga pemikiran kritisnya dapat ditumbuhkan dalam menguasai Spatial thinking skills dalam pembelajaran geografi.
CITATION STYLE
Astawa, I. B. M. (2022). Peningkatan Spatial Thinking Skills Siswa dalam Pembelajaran Geografi melalui Metode Demonstrasi Berpendekatan Kontekstual. Journal of Education Action Research, 6(2), 242–251. https://doi.org/10.23887/jear.v6i2.45526
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.