ABSTRAKKonten digital pada masa ini dapat diakses dengan mudah oleh beragam kalangan. Walau begitu, masih terdapat kesenjangan dalam penggunaan internet di kalangan masyarakat Indonesia. Hal itulah yang melatarbelakangi upaya berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan literasi digital masyarat Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk memetakan gerakan literasi digital yang dilakukan di lingkup Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengambilan data wawancara mendalam terhadap pelaku kegiatan dengan menggunakan instrumen dari Jaringan Pegiat Literasi Digital. Sejumlah lima belas kegiatan literasi digital di lingkup UNY dianalisis dan digolongkan kedalam enam pendekatan literasi media berdasarkan hasil indeks latar belakang, metode, dan praktek dari kegiatan tersebut. Dari hasil analisis, sejumlah satu kegiatan literasi tergolong dalam pendekatan Protectionism, empat kegiatan literasi tergolong dalam pendekatan Active Audience, tujuh kegiatan literasi tergolong dalam pendekatan Critical Analytical, satu kegiatan literasi tergolong dalam pendekatan Creative Media, dan dua kegiatan literasi lainnya tergolong dalam pendekatan gabungan. Satu kegiatan mengadopsi gabungan pendekatan Media Creative dan pendekatan Media Fun, sedangkan kegiatan lainnya mengadopsi gabungan antara pendekatan Critical Analytical dan Media Fun. Kesimpulan yang didapatkan yaitu pihak-pihak penyelenggara yang berkecimpung dalam dunia Ilmu Komunikasi cenderung lebih mengenal beragam variasi pendekatan. Sehingga, dalam program literasi digital yang diusungnya, pendekatan yang dibawa disesuaikan dengan target yang akan dituju.ABSTRACTIn the age of digital world, anybody can easily access the digital content. However, there is still a gap within the internet usage amongst Indonesian people. This is exactly the reason behind the efforts of various communities in order to improve digital capabilities of Indonesian society.This research tried to map various digital literacy movement in Yogyakarta State University (YSU). The method used is descriptive-qualitative with in-depth interviews by using instruments from Jaringan Pegiat Literasi Digital. With a total of fifteen digital literacy activities in YSU are analyzed and classified into six media literacy approaches based on the index results of the background, methods, and practices of those activities.According to the analysis, a number of digital literacy activities belong to the Protectionism Approach, four belong to the Active Audience Approach, seven are categorized in the Critical Analytical Approach, one belong to the Creative Media Approach, and the rest of other two digital literacy activities are belong to mixed approaches. One digital literacy activity adopted an mixed approaches between Creative Media Approach and Media Fun Approach, while the other one adopted a combination of Critical Analytical Approach and Media Fun Approach.The results of this research showed that people who learned Communication Studies are tend to be more familiar with variety of approaches compared with those who are not major in Communication Studies. Thus, in their digital literacy movement programs, they knew which approaches that suitable for the target group they addressed to.
CITATION STYLE
Jordana, T. A., & Suwarto, D. H. (2017). Pemetaan Gerakan Literasi Digital di Lingkup Universitas Negeri Yogyakarta. INFORMASI, 47(2), 167. https://doi.org/10.21831/informasi.v47i2.15735
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.