Pendinginan evaporasi kontak langsung adalah pedinginan udara dengan cara mengkontakkan langsung antara udara dan air, sehingga terjadi proses penguapan air kedalam arus udara. Proses penguapan air terjadi dikarenakan pengambilan panas dari udara, sehingga terjadilah pendinginan dan peningkatan kelembaan udara. Sistem pendingin ini banyak dioperasikan pada daerah yang bersuhu tinggi (hingga 45 0C) dan kelembaban rendah (hingga RH 35 %), seperti di Negara Timur Tengah. Di negara tersebut pengoperasian system pendingin evaporasi ini jauh lebih hemat dari pada system pendingin kompresi uap yang berbasis refregeran CFC, yaitu mampu menghemat hingga 70 % energy yang digunakan. Karena energy yang digunakan hanya untuk menggerakkan pompa air dan Fan. Namun penggunaan di daerah yang bersuhu tinggi tetapi lembab seperti di Indonesia, system ini dapat dimanfaatkan terbatas hanya pada bulan kemarau saja, yaitu bulan yang mempunyai suhu tinggi dan kelembaban rendah. Prestasi system pendinginan ini ditandai dengan turunnya suhu udara dan peningkatan kelembaban. Prestasi maximum terjadi jika temperature udara mencapai temperature bola basah pada RH 100 %. Ada beberapa factor yang mempengaruhi prestasi system pendingin, salah satunya adalah debit semburan air kedalam arus udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debit semburan air terhadap prestasi system pendingin evaporasi kontak langsung. Penelitian dilakukan pada saluran horizontal dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 90 cm, 40 cm dan 40 cm. Semburan air dilakukan dengan menggunakan dua buah spayer lubang tunggal yang dipasang pada dinding atas saluran dan berjejer dengan jarak 10 cm. Semburan air diarahkan tegak lurus terhadap arah aliran udara yang mengalir secara horizontal. Semburan air dilakukan dengan tiga variasi debit yaitu 0,8 liter/menit, 1,2 liter/menit dan 1,45 liter/menit pada kecepatan udara tetap. Pengambilan data diambil pada jam 09.00 hingga jam 16.00, bulan oktober, bulan yang bertemperatur tinggi (300C s.d 340C) dan RH rendah (45 % s.d 55 %). Hasil pengujian menunjukkan bahwa penurunan temperature maksimum yang dapat dicapai adalah 70C dengan peningkatan RH 35 %. Sementara efektifitas alat tertinggi adalah 80 % pada debit 1,2 liter /menit.. Dari tiga macam debit semburan air, ternyata prestasi alat pendingin ini tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok, yaitu sekitar 5 %.
CITATION STYLE
Yunianto, B. (2017). PENGARUH DEBIT AIR SEMBURAN TERHADAP EFEKTIVITAS DIRRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI HORISONTAL. ROTASI, 19(1), 12. https://doi.org/10.14710/rotasi.19.1.12-17
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.