Kelompok Tani Hutan (KTH) hadir sebagai inovasi dengan tujuan memberdayakan masyarakat melalui konservasi sumber daya alam hayati. Kehadiran KTH dan peran aktif agen perubahan dalam mengimplementasikan program kepada masyarakat sebagai upaya pembangunan dapat mengubah tatanan kehidupan masyarakat melalui perubahan sosial. Penelitian ini menggunakan teori difusi inovasi oleh Everret M. Roger. Penelitian ini bertujuan menganalisis inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu, serta sistem sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, melalui teknik purposive dengan informan sebanyak 11 orang. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi KTH memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dengan karakteristik inovasi yaitu administrasi yang terkoordinir dipemerintahan, terdapat penyuluhan pelatihan dan pendampingan, bantuan pemasaran, dan terdapat monitoring dan evaluasi. Inovasi KTH difusikan melalui saluran komunikasi interpersonal dan media sosial instagram dan whatsApp. Jangka waktu difusi KTH dimulai sejak tahun 2013 sampai saat ini. Sistem sosial yang beperan dan terlibat yaitu Kesatuan Pengelolaan Hutan, penggagas, Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemerintah Desa, Kabupaten, Provinsi dan khususnya para petani yang terdiri dari early adopter, early majority, dan late majority.
CITATION STYLE
Resinta, R. (2024). DIFUSI INOVASI PROGRAM KELOMPOK TANI HUTAN DI KABUPATEN BENGKALIS. Inovasi Pembangunan : Jurnal Kelitbangan, 12(01), 57–70. https://doi.org/10.35450/jip.v12i01.425
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.