Artikel ini menyoroti pendapat yang menyatakan bahwa kegiatan berapologetika adalah kegiatan yang hanya mengasah intelektual tetapi tidak berdampak terhadap spiritualitas atau kerohanian seseorang. Akibatnya argumentasi yang disampaikan bahwa kegiatan apologetika yang saat ini marak di media sosial hanya berujung pada debat kusir atau saling serang dan saling merendahkan satu sama lain. Seringkali yang menonjol adalah egoisme sektarian bukan kasih untuk memenangkan jiwa kepada Kristus. Metode yang digunakan adalah pendekatan literature research, kemudian menganalisis dengan pendekatan analitis komparatif dalam mengkaji kegiatan berapologetika yang berkaitan dengan intelektualitas dan spiritualitas. Kajian artikel ini mengungkapkan bahwa Apologetika memiliki kaitannya yang erat dengan pengembangan intelektualitas dan spiritualitas seseorang. Adanya kegagalan oleh sebagian apologet untuk menunjukkan kedewasaan spiritualitasnya dalam perdebatan, tidak lantas menjadi ukuran final bahwa apologetika tidak membawa orang semakin dekat dengan Tuhan. Kesimpulan yang ditemukan adalah adanya korelasi yang kuat bagi perkembangan intelektualitas dan spiritualitas ketika seseorang berapologetika. Hal ini disebabkan karena apologetika mendorong seseorang mendalami Kitab Suci dan belajar untuk memahami, membahasakan, dan melakukannya.
CITATION STYLE
Sitepu, N. (2020). RELASI INTELEKTUALITAS DAN SPIRITUALITAS DALAM BERAPOLOGETIKA: SUATU TINJAUAN INJILI. VOX DEI: Jurnal Teologi Dan Pastoral , 1(2), 118–130. https://doi.org/10.46408/vxd.v1i2.36
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.