Kita sedang hidup pada era digital. Berbagai wacana kritis saat ini tidak dapat dipisahkan darinya. Intensifikasi jagad maya dengan berbagai platform digital menempatkannya sebagai sebuah Areopagus pada era ini. Kita bisa mengatakan dan melakukan segala sesuatu di sana. Batas-batas epistemologis (benar) dan etis (baik) yang sarat dengan logika kekuasaan golongan dan oknum tertentu disirnakan. Laki-laki dan perempuan dapat menjadi apa saja dan siapa saja sesuai dengan kehendak hatinya. Kita melihat berbagai gambar yang seksi dan modis mengenai tubuh perempuan dan tubuh laki-laki. Siapa saja bisa menikmatinya. Berhadapan dengan kebebasan di atas, kita bisa bertanya apakah jagad maya atau jagad digital merupakan masa depan perjuangan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan? Tulisan ini hendak merenungi pertanyaan ini.
CITATION STYLE
Asis, I. L. (2023). Perempuan dan Media Digital. Divinitas Jurnal Filsafat Dan Teologi Kontekstual, 1(1), 107–111. https://doi.org/10.24071/div.v1i1.6610
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.