Salah satu upaya menurunkan angka kejadian penyakit ini melalui pengendalian jentik dengan insektisida temefos. Temefos 1% (Abate 1 SG) di Indonesia telah digunakan sejak1976, dan sejak 1980 telah dipakai secara massal untuk program pengendalian DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kerentanan larva Aedes spp. terhadap insektisida organofosfat di Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana.Penelitian ini merupakan Quasi Experimental dengan rancangan Post Test Only With Control Group Design dengan4 kali pengulangan dan 1 kontrol. Sampel yang digunakan adalah 625 larva Aedes spp. yang telah mencapai instar III/IV dan insektisida organofosfat temefos konsentrasi 0,02 ppm serta alkohol sebagai kontrol negatif.Hasil pengamatan kematian larva setelah 24 jam pada 5 Dusun menunjukkan hasil yang sama yaitu 100%. Berdasarkan kriteria status kerentanan larva menurut WHO, larva Aedes spp. masih rentan bila tingkat kematian larva 98-100%, maka penelitian ini menunjukkan bahwa larva Aedes spp. masih rentan terhadap insektisida temefos dosis 0,02 ppm. Hasil pengujian uji T satu sampel diperoleh nilai p=0,00 < α. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa larva Aedes spp. di Desa Teppo, Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana masih rentan terhadap insektisida organofosfat temefos.
CITATION STYLE
Naswin, N., Arimaswati, A., Alifariki, L. O., & Bangu, B. (2020). STATUS KERENTANAN LARVA AEDES SPP. TERHAD INSEKTISIDA ORGANOFOSFAT DI KECAMATAN POLEANG TIMUR. Indonesian Journal for Health Sciences, 4(2), 108. https://doi.org/10.24269/ijhs.v4i2.2383
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.