Penelitian ini bertujuan menjelaskan kebudayaan-kebudayaan masyarakat maritim di Laut Sulu, etnis-etnis pendukungnya, agama yang dianut, dan kebudayaan masyarakat di wilayah Mindanao hingga ke pesisir Kalimantan Utara. Selain itu, dalam penelitian ini dibahas pula perbedaan jenis-jenis kapal yang digunakan oleh etnis maritim Laut Sulu dengan jenis-jenis kapal lain di Asia Tenggara. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif dengan sumber literatur yang diwujudkan melalui tahapan-tahapan penelitian sejarah, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil yang di dapat penelitian ini menunjukkan kesimpulan bahwa peristiwa perompakan pada abad ke-18 yang terjadi di Asia Tenggara dilatarbelakangi oleh kepentingan etnis-etnis maritim di Laut Sulu dan sekitarnya yang terdesak oleh tuntutan perdagangan internasional dan sebagian besar masyarakatnya berafiliasi di Maguindanao (Mindanao tengah) dan Kesultanan Sulu. Perampokan, penawanan dan perbudakan berperan penting dalam pembentukan struktur sosial dan ekonomi masyarakat ini. Budaya nomaden mereka juga masih dilestarikan hingga kini dan karena hal tersebut, sebagian besar suku laut seberti Sama-Bajau tidak memiliki kewarganegaraan manapun dan hidup di atas perahu dengan berpindah-pindah pulau.
CITATION STYLE
Mulyanto, H. (2021). SEJARAH MARITIM FILIPINA: ETNIS, AGAMA, KEBUDAYAAN, DAN KEHIDUPAN SUKU-SUKU MARITIM DI LAUT SULU ABAD KE-18 – 20. Metahumaniora, 11(3), 297. https://doi.org/10.24198/metahumaniora.v11i3.36423
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.