Latar belakang: Persalinan dapat menyebabkan robeknya vagina yang terjadi hampir pada semua persalinan pertama dan tidak jarang terjadi pada persalinan berikutnya. Robekan tersebut disebabkan laserasi spontan maupun tindakan episiotomi untuk memperlebar jalan lahir. Luka episiotomi sangat rentan terkena infeksi karena letaknya 1 cm diatas anus yang memudahkan terkontaminasi oleh kuman dan feses. Peran aktif ibu menjaga kebersihan diri sangat dibutuhkan sebagai langkah preventif infeksi. Salah satu langkah yang dapat ibu lakukan yaitu dengan melakukan vulva hygiene. Vulva hygiene yaitu tindakan perawatan yang sangat tepat dalam menjaga kebersihan daerah kewanitaan agar terhindar dari kemungkinan penyebab infeksi. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh penerapan vulva hygiene terhadap risiko infeksi luka episiotomi pada ibu post partum. Metode Penelitian: penelitian merupakan penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Subyek dalam penelitian melibatkan 2 ibu post partum dengan luka episiotomi. Data diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi dari rekam medik pasien. Kedua pasien dilakukan tindakan vulva hygiene dan observasi REEDA untuk menilai adanya kemungkinan infsksi selama 3 hari. Data hasil penerapan vulva hygiene disajikan dalam bentuk naratif. Hasil: penerapan vulva hygiene selama 3 hari pada kedua pasien tidak menunjukkan adanya infeksi. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh antara vulva hygiene terhadap infeksi luka episiotomi.
CITATION STYLE
Aliyah, I. L., & Insani, U. (2023). Pengaruh Penerapan Vulva Hygiene terhadap Risiko Infeksi Luka Episiotomi pada Ibu Post Partum di Ruang Mawar RSUD Kardinah Kota Tegal. ASJN (Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing), 4(2), 46–54. https://doi.org/10.30787/asjn.v4i2.1193
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.