Pengembangan dan pengayaan studi Islam layak memperhatikan epistemologi yang diusung oleh perspektif insider-outsider. Epistemologi yang telah berkembang di dunia Islam seperti al-bayan (rasionalisme), al-burhan (empirisme) dan al-irfan (intuisi) harus diperkuat dengan epistemogi yang berkembang dengan kemajuan pengetahuan yang lazim menjadi pisau bedah analisis outsider seperti fenomenologi agama, distansiasi (penjarakan terhadap objek), apropriasi (penepatan objek bagi horizon diri), kritik ideology (kritik atas prasangka dan ilusi agama), variasi imajinatif (permianan imajinasi makna), dekonstruksi (pembongkaran ilusi dan doktrin mapan), dan hermeneutika (metodologi dan filsafat tafsir). Dengan kolaborasi epistemology insider dan outsider maka tensi antara kajian insider dan outside dapat dijembatani. Terkait yang terakhir ini maka gagasan crosscheck inside-outsider, yakni kajian sarjana tentang agama sebuah masyarakat harus diverifikasi oleh anggota masyarakat tersebut layak diapresiasi.
CITATION STYLE
Ahtar Baihaqi, W., & Mulyadi. (2023). STUDI ISLAM BERBASIS NORMATIVE ISLAMIC AND HISTORICAL ISLAMIC. ASA, 5(2), 12–22. https://doi.org/10.58293/asa.v5i2.72
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.