Tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi, umumnya menyebar dipengaruhi oleh tingkat higienis yang rendah serta makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh atau tepatnya ke saluran pencernaan. Antibiotik merupakan obat utama yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien dan dapat memicu resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Madiun tahun 2018. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pengumpulan data retrospektif dan dianalisis secara deskriptif dengan parameter tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Total populasi dalam setahun adalah 146 sampel, untuk populasi dari bulan Agustus sampai Desember menunjukkan hasil 77 sampel. Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, didapatkan sampel sejumlah 36 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik Levofloxacin sebesar 41.6%, Ciprofloxacin 5.5%, Cefoperazone 8,3%, Ceftriaxone 16.6%, Cefotaxime 22%, Cefadroxil 3%, dan Chloramphenicol 3%. Parameter tepat indikasi sebesar 100%, tepat obat 97% dan tepat dosis 97%.
CITATION STYLE
Widyawati, S. A., Saptarina, N., & Andarini, Y. D. (2020). EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN DEMAM TIFOID TANPA KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “X” MADIUN TAHUN 2018. Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy, 4(2), 57. https://doi.org/10.21111/pharmasipha.v4i2.4962
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.