Kerbau merupakan salah satu ternak penyedia kebutuhan daging setelah sapi di Indonesia. Di Pulau Lanting Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat terdapat ternak kerbau yang potensial. Populasi kerbau di Desa Pulau Lanting pada tahun 2022 adalah 166 ekor. Permasalahan utama pengembangan kerbau di Pulau Lanting adalah ketersediaan hijauan pakan. Hal ini berkaitan dengan pasang surutnya perairan di sekitar sungai Mahakam. Ketika pasang kerbau kekurangan hijauan akibat terendam, dan Ketika surut hijuan berlimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi tanaman pakan untuk kerbau yang dianalisis berdasarkan indeks nilai penting dan kapasitas tampungnya. Penelitian dilakukan melalui survey di lapangan. Berdasarkan hasil survey diperoleh 33 jenis tanaman yang berhasil diidentifikasi dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan total individu berjumlah 1.709 yang dilakukan melalui cuplikan seluas 100 m2 menggunakan kuadran 1 m x 1 m. Vegetasi yang ditemukan berasal dari 16 famili dengan jenis vegetasi tertinggi yaitu famili Poaceae. Nilai indeks penting (INP) tertinggi dengan nilai 26,089% dimiliki oleh tumbuhan sapu manis (Scoparia dulcis). Kapasitas tampung padang penggembalaan di Desa Pulau Lanting sebesar 4,5 ST ha-1 tahun-1 dengan periode istirahat 240 hari dan periode merumput 120 hari. Berdasarkan hasil ini, Pulau Lanting masih bisa menampung ternak kerbau sebanyak 360,5 ST ha-1 tahun-1
CITATION STYLE
Widiyana, R., Daru, T. P., & Safitri, A. (2023). Identifikasi Jenis Tanaman Pakan Ternak Kerbau Di Pulau Lanting Kabupaten Kutai Barat. Jurnal Pertanian Terpadu, 11(1), 59–72. https://doi.org/10.36084/jpt..v11i1.474
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.