Pengolahan lidah buaya menjadi berbagai macam produk makanan atau minuman akan dihadapkan pada aktifitas penggunaan modal. Untuk menghasilkan output yang maksimal, perusahaan pasti akan dihadapkan pada bahan baku yang dimilikinya serta bahan-bahan pendukung lainnya, tetapi untuk menghasilkan output yang maksimal, jumlah yang dibutuhkan akan melebihi yang disediakan. Kondisi ini mengharuskan perusahaan untuk melakukan kombinasi yang tepat agar kebutuhan tidak melebihi dari jumlah yang disediakan. Begitu juga dengan tenaga kerja yang merupakan bagian penting dalam proses produksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi aktual agroindustri berbahan baku lidah buaya, kondisi optimal agroindustri berbahan baku lidah buaya , dan selisih penerimaan sebelum dan setelah dilakukan optimasi pada Agroindustri lidah buaya pada Agroindustri LIBUA di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada Agroindustri LIBUA di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Analisis yang digunakan adalah analisis Linear Programming.Hasil penelitian tentang kondisi aktual agroindustri berbahan baku lidah buaya, menunjukkan hasil produksi untuk nata de aloe 33.5 kilogram dan selai 7 kilogram, dengan harga nata de aloe Rp 100.000,- /kg dan selai Rp 75.000,-/kg, sehingga diperoleh penerimaan untuk nata de aloe sebesar Rp. 3.350.000,-dan selai Rp. 525.000,- dengan total penerimaan sebesar Rp. 3.875.000,-Berdasarkan kondisi optimal diperoleh hasil produksi untuk nata de aloe 40,72 kilogram dan tidak memproduksi selai dengan harga Rp. 100.000,0/kg, sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp. 4.072.000,-. Dengan demikian ada perbedaad penerimaan setelah optimasi yaitu sebesar Rp. 197.000,-
CITATION STYLE
Rofatin, B., & Sumarsih, E. (2020). OPTIMASI AGROINDUSTRI LIDAH BUAYA. JURNAL PERTANIAN, 11(2), 56. https://doi.org/10.30997/jp.v11i2.2221
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.