PPeningkatan kasus dengan syndroma AIDS dapat disebabkan karena pasien HIV mengalami kejadian loss to follow-up dengan terapi ARV sehingga menyebabkan berhentinya terapi dan dampak lanjut dapat meningkatkan risiko kematian, menyulitkan untuk evaluasi dan pelayanan terapi ARV. Loss to follow-up (LTFU) pasien HIV/AIDS merupakan ketidakhadiran pasien HIV/AIDS ke klinik VCT dalam waktu ≥ 180 hari atau kembali ke klinik VCT setelah sempat tidak berkunjung selama ≥ 180 hari. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor apa saja yang yang mempengaruhi kejadian loss to follow up pada pasien HIV/AIDS di RSUD Wamena Kabupaten Jayawijaya. Metode penelitian analitik korelasional dengan pendekatan crosssectional. Teknik simple random sampling dipilih untuk memperoleh 37 responden, sedangkan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan pasien HIV/AIDS sebagian besar (54,1%) adalah rendah, dukungan sosial pasien HIV/AIDS sebagian besar (51,4%) adalah rendah, keterjangkauan layanan VCT pasien HIV/AIDS sebagian besar (59,5%) adalah tidak terjangkau, sedangkan pada uji univariat membuktikan bahwa ada hubungan cukup kuat antara tingkat pengetahuan dengan kejadian LTFU (p=0,001 α=0,005; r=708) serta ada hubungan yang kuat antara keterjangkauan layanan VCT dengan kejadian LTFU (p=0,000 < α=0,005; r= 0,776).
CITATION STYLE
Jayani, I., Agnes, Y. L. N., Susmiati, S., Etika, A. N., Rahardjo, S., & Labobar, M. (2022). Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Loss To Follow Up (LTFU) Pasien HIV/AIDS. Nursing Sciences Journal, 6(1), 40. https://doi.org/10.30737/nsj.v6i1.2635
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.