Sebagai salah satu hal pendukung dalam pendidikan, guru bimbingan dan konseling atau konselor dituntut agar dapat melakukan sistem manajemen bimbingan dan konseling. Untuk itu, perencanaan dalam implementasi manajemen bimbingan dan konseling merupakan langkah awal dalam memberikan sebuah layanan yang terarah, tepat guna, serta disesuaikan dengan kebutuhan para konseli. Tanpa ditetapkannya perencanaan bimbingan dan konseling yang matang, maka tujuan dari program yang dicapai tidak memiliki arah yang jelas. Perencanaan bimbingan dan konseling dapat diawali pada hasil penilaian atau asessmen yang digunakan untuk membuat program terhadap konseli yang membutuhkan bimbingan dan konseling. Salah satunya dengan menggunakan Daftar Cek Masalah (DCM). Namun demikian, DCM yang ada terkadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah yang memiliki basis-basis pendidikan tertentu. Pengabdian ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan. metode penelitian yang digunakan adalah Reseacrh and Develompent dengan implementasi pada pengabdian masyarakat berupa pendampingan sekolah dengan instrumen DCM. Pengembangan instrumen daftar cek masalah dengan metodologi-metodologi yang tepat, jelas, efektif, dan efisien. Instrumen yang dikembangkan ini merupakan pengembangan dari instrumen DCM dengan menambahkan unsur manajemen resiko. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa instrumen dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan baik sesuai dengan tujuannya. Selain itu hasil pengembangan yang diperoleh telah diseminarkan dengan statistik rata-rata indeks kebergunaan sebesar 89.93 dan merujuk pada kriteria sangat baik serta peningkatan pemaham guru yang signifikan.
CITATION STYLE
Purwanto, A., & Laras, P. B. (2022). Pengembangan Instrumen Daftar Cek Masalah (DCM) Berbasis Manajemen Resiko. Journal of Social Work and Empowerment, 1(2), 35–50. https://doi.org/10.58982/jswe.v1i2.152
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.