Artikel ini bertujuan untuk menganalisis mengenai cyberspace sebagai ruang publik baru bagi kelas menengah Indonesia. Konsep lama ruang publik besasal dari Habermas yang menilai ruang tersebut merupakan bagian dari proses komunikasi dan advokasi publik. Ruang tersebut dipahami sebagai ruang inklusif, deliberatif, dan juga parsipatif yang mendorong publik untuk berdiskusi satu sama lain. Kemunculan cyberspace melalui sosial media ini menarik untuk dicermati karena mampu mentrasnformasi ruang publik dalam bentuk digital. Dibandingkan dengan ruang publik, cyberspace berinteraksi kapanpun dan dimanapun. Dari situlah kemudian proses kesadaran politik kelas menengah kemudian tercipta. Artikel ini akan mengelaborasi lebih lanjut mengenai aktivisme politik onlone di Indonesia
CITATION STYLE
Jati, W. R. (2016). CYBERSPACE, INTERNET, DAN RUANG PUBLIK BARU: AKTIVISME ONLINE POLITIK KELAS MENENGAH INDONESIA. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 3(1), 25. https://doi.org/10.22146/jps.v3i1.23524
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.