FGM merupakan salah satu bentuk kekerasan berbasis gender yang muncul akibat adanya diskriminasi gender yaitu stereotip mengenai perempuan yang suci dan ideal. Sierra Leone menjadi salah satu negara dengan tingkat praktik tertinggi dan masih mempertahankan praktik FGM. Praktik ini dianggap berbahaya dan haruslah dihentikan, karena memiliki berbagai dampak negatif. UA melalui komisinya yang mengatasi permasalahan HAM, ACHPR turut melakukan upaya dalam menangani FGM. ACHPR bersama WLDA kemudian membuat draf protokol untuk mengatasi diskriminasi perempuan. Draf protokol ini disahkan dalam Sidang Tinggi AU di Kota Maputo, yang diberi nama resmi The Protocol of the African Charter on Human and Peoples’ Rights of Women in Africa atau Protokol Maputo. Lantas, peran ACHPR dalam mengimplementasikan Protokol Maputo dalam menangani FGM di Sierra Leoneperlu diteliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ACHPR sudah mampu untuk menjalankan peran-perannya, serta pada rentang tahun 2016-2020 tingkat praktik FGM mengalami penurunan sebesar 7%. Sehingga, dapat dikatakan apabila peran ACHPR sudah cukup efektif dalam menangani FGM di Sierra Leone Tahun 2016-2020.
CITATION STYLE
Rahman, A., Anam, S., & Bustami, S. Y. (2022). Efektivitas Peran The African Commission on Human and Peoples’ Rights (ACHPR) dalam Menangani Female Genital Mutilation (FGM) di Sierra Leone. Indonesian Journal of Global Discourse, 4(1), 86–105. https://doi.org/10.29303/ijgd.v4i1.41
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.