Tujuan penelitian yakni mengatahui Penerapan Pendidikan Resolusi Konflik Berbasis Multikultural Pada Mahasiswa PPKn IKIP PGRI Pontianak. Mahasiswa berpandangan bahwa konflik merupakan salah satu aspek interaksi sosial manusia dan secara alamiah terjadi dalam kehidupan sosial. Dalam menghadapi konflik, seseorang mahasiswa atau kelompok masyarakat dapat mengambil sikap penyelesaian yang berbeda, sebagian mengambil sikap konstruktif dan sebagian lainnya bersikap destruktif. Pandangan terhadap konflik yang terwujudkan protes sosial daalam sistem demokratis dalam mengekspresikan tuntutan dilakukan secara damai dan mencari dialog atau resolusi yang konstruktif. Melihat kondisi Perguruan Tinggi tidak selamanya damai dan aman. Hal ini karena konflik sering terjadi pula di Perguruan Tinggi dalam bentuk konflik yang sederhana ataupun yang lebih serius. Konflik-konflik di sekolah dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik bersifat horizontal maupun vertikal. Pentingnya Pendidikan resolusi konflik seyogyanya mahasiswa mesti di didik untuk memecahkan masalah termasuk ketika mereka menghadapi konflik di antara mereka sendiri. Dengan demikian, melalui Pendidikan Kewarganegaraan mesti mempunyai peran penting dalam menyediakan pengajaran resolusi konflik bagi mahasiswa.
CITATION STYLE
Moad, M., Nur, S., & Hasanah, S. U. (2023). PENERAPAN PENDIDIKAN RESOLUSI KONFLIK BERBASIS MULTIKULTURAL PADA MAHASISWA PPKN IKIP PGRI PONTIANAK. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7(1), 88–101. https://doi.org/10.31571/jpkn.v7i1.4925
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.