Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk, kategori, makna dan keterkaitan leksikon dalam prosesi MAB serta upaya revitalisasi sebagai suplemen bahan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis lingkungan di SMA. Teori yang digunakan untuk membedah masalah tersebut adalah ekolinguistik, morfologi, semantik dan kebudayaan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu mengungkapkan fenomena kebahasaan yang terjadi dalam masyarakat setempat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dengan menggunakan pendekatan padan intralingual dan padan ekstralingual. Bentuk leksikon yang ditemukan dalam prosesi MAB adalah bentuk dasar dan bentuk kompleks, sementara kategori yang ditemukan adalah kategori nomina biotik, abiotik, verba dan numeralia.Makna dan keterkaitan leksikon secara kultural (budaya) yang tedapat dalam penelitian ini meliputi makna dan keterkaitan tehadap Tuhan (agama), alam dan manusia (sosial). Proses MAB tersebut salah satunya berfungsi meningkatkan hubungan baik dengan sesama sehingga dapat dinyatakan bahwa proses MAB tersebut sebagai penuntun masyarakat dalam berprilaku di lingkungan masyarakat agar senantiasa berbuat baik. Penelitian ini akan dijadikan sebagai suplemen bahan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis lingkungan di SMA yang diwujudkan dalam bentuk pembelajaran teks dengan tujuan agar dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan prilaku kepada peserta didik.Kata kunci: Ekolinguistik, Leksikon dan Maulid Adat Bayan
CITATION STYLE
Deny, A. (2017). Ekoleksikon Maulid Adat Bayan Lombok Utara sebagai Suplemen Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Lingkungan di SMA. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 2(2), 233. https://doi.org/10.22225/jr.2.2.59.233-252
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.