Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri dan merupakan penyebab terbesar persalinan prematur dengan berbagai akibatnya. Kejadian Ketuban Pecah Dini terjadi pada 6-20% kehamilan. Komplikasi bayi akibat ketuban pecah dini biasanya menyebabkan ibu mengalami partus lama dan infeksi, atonia uteri, pendarahan post partum atau infeksi nifas, pada bayi mengalami IUFD, asfiksia, prematuritas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Ketuban Pecah Dini di PMB di Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu. Penelitian dilakukan selama tiga bulan sejak Bulan September sampai November tahun 2022. Desain penelitian crossectional. Sampel yang diambil adalah semua ibu bersalin yang melakukan persalinan di sepuluh PMB periode Bulan September sampai November 2022. Total ibu bersalin pada periode Bulan September-November berjumlah 82 orang, dan ada 15 orang Ibu bersalin yang mengalami KPD (18,3%). Enam variabel yang dianalisis yakni Usia Ibu, Umur kehamilan, paritas, riwayat trauma, infeksi dan perilaku merokok, hanya ada dua variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian Ketuban Pecah Dini, yakni variabel paritas (p.value 0,049) dan variabel infeksi (p.value 0,040). Perlu peningkatan pengetahuan ibu hamil terkait dengan faktor risiko terjadinya KPD melalui penyuluhan ketika bumil\melakukan ANC baik di Posyandu maupun di PMB. Ibu hamil selalu diingatkan agar melakukan ANC secara rutin untuk memantau kehamilannya, sehingga risiko terjadinya KPD dapat diminimalisir.
CITATION STYLE
Vima Erwani, Irfana Triwijayanti, & Anif Budiyanto. (2023). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Praktik Mandiri Bidan. Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja, 8(1), 1–8. https://doi.org/10.52235/cendekiamedika.v8i1.199
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.