Latar Belakang: Remaja merupakan komponen yang penting dalam pembangunan nasional, sehingga diperlukan perhatian khusus. Masa remaja merupakan masa yang kritis yaitu masa saat berjuang melepaskan ketergantungan dari orang tua untuk mencapai kemandirian. Berdasarkan data dari Puslitdatin BNN (2018) dketahui bahwa di Kalimantan Timur, pada tahun 2017 tercatat 6.638 narapidana dan tahanan kasus narkoba yang berhasil ditangkap diketahui 5.804 orang pengedar narkoba dan 834 orang pengguna narkoba. Balai Rehabilitasi Narkoba Tanah Merah Kota Samarinda diketahui 207 orang penyalahguna narkoba dan 29 orang diantaranya adalah remaja. Tujuan: diketahuinya pengaruh penggunaan media audio visual terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya NAPZA di SMP Negeri 9 Samarinda. Metode: Rancangan penelitian menggunakan pre-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test dan post test design. Penelitian dilakukan bulan Februari-Agustus 2019. Populasi Penelitian siswa kelas VIII berjumlah 224 responden. Sampel berjumlah 30 responden diambil dengan menggunakan stratified random sampling. Hasil: Hasil uji paired t-test menunjukkan ada perbedaan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui audio visual dengan p value < 0,05 (0,0000), dimana nilai rerata sebelum diberikan 13,37 dan setelah diberikan meningkat menjadi 19,97 dengan nilai selisihnya 6.56. Simpulan: Penggunaan audio visual dalam pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya NAPZA di SMP Negeri 9 Samarinda.
CITATION STYLE
Hayati, I. (2020). PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA NAPZA. Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan, 5(1). https://doi.org/10.35728/jmkik.v5i1.120
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.