Perkebunan kelapa sawit memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian di Indonesia. Hal ini mendorong pertumbuhan perkebunan kelapa sawit termasuk pabrik kelapa sawit. Lingkungan kerja pabrik memiliki potensi bahaya dan risiko bagi karyawan pabrik namun masih banyak perusahaan kelapa sawit yang belum menerapkan sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang baik sehingga masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik. Penerapan sistem kesehatan dan keselamatan kerja adalah bagian dari manajemen risiko. Dalam rangka mengurangi potensi risiko yang terjadi di pabrik kelapa sawit, perlu dilakukan analisa HIRARC (hazard identification, risk analysis, and risk control). Data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan 20 responden yang dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama (hazard identification) adalah wawancara terhadap mandor dan karyawan pabrik. Tahap kedua (risk analysis) adalah wawancara terhadap karyawan di stasiun pengamatan dan tahap ketiga (risk control) adalah wawancara terhadap pihak manajemen dan Ahli K3. Hasil pengamatan menunjukkan penyebab terjadinya bahaya adalah tidak adanya pembangunan infrastruktur secara berkala, adanya kelalaian dalam inspeksi dan pemeliharaan mesin, dan kelalaian karyawan dalam penggunaan APD. Hasil identifikasi bahaya menunjukkan adanya potensi bahaya cedera dan luka di stasiun loading ramp dan indexter sedangkan bahaya cedera, luka hingga kehilangan nyawa di stasiun grading, oil control, dan boiler. Level risiko paling rendah adalah 4 (level rendah) sedangkan level risiko tertinggi adalah 20 (level ekstrim). Tindakan pengendalian yang dilakukan adalah engineering control, administrative control, dan penggunaan alat pelindung diri.
CITATION STYLE
Obeth, E., Fahrizal, & Hidayahtullah, F. F. (2022). Analisa Potensi Bahaya Pabrik Kelapa Sawit di Desa Jambuk, Kecamatan Bongan, Kalimantan Timur. Buletin Poltanesa, 23(2). https://doi.org/10.51967/tanesa.v23i2.1822
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.