Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju perubahan kadar air dan susut bobot pada jamur tiram putih selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan dua faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor perlakuan pertama yaitu perbedaan suhu penyimpanan (10, 20 dan 30oC) dan faktor kedua perbedaan konsentrasi gas CO2 (kontrol, 20, 30 dan 40%). Parameter yang diamati yaitu kadar air dan susut bobot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air sebelum penyimpanan 90,47%, setelah penyimpanan pada suhu 10oC selama 10 hari mengalami peningkatan dengan kisaran 92,71% - 93,81%. Suhu 20oC selama 8 hari mengalami peningkatan dengan kisaran 93,54% - 94,02%, sedangkan pada suhu 30oC selama 3 hari mengalami peningkatan 94,36%. Berat jamur tiram sebelum penyimpanan berkisar 100,00 g - 110,00 g setelah dilakukan penyimpanan pada suhu 10oC selama 10 hari mengalami susut bobot dengan kisaran 2,04 % - 2,1 %. Suhu penyimpanan 20oC selama 8 hari mengalami penurunan dengan kisaran 2,37% - 2,90%, sedangkan pada suhu 30oC selama 3 hari mengalami 4,01%. Nilai Q10 perubahan kadar air tertinggi diperoleh pada penambahan 30 % CO2 dengan nilai 3,00. Nilai Q10 perubahan susut bobot tertinggi diperoleh pada penambahan 0 % CO2 dengan nilai 1,18.
CITATION STYLE
Doli Siregar, I. M., Pratama, F., Hamzah, B., & Wulandari, W. (2023). Perubahan kadar air dan susut bobot jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) selama penyimpanan. Jurnal Pertanian, 14(1), 15–22. https://doi.org/10.30997/jp.v14i1.6350
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.