Keberadaan fasilitas pendidikan berdasarkan aspek perencanaan wilayah dan kota memberikan kontribusi terhadap pengembangan kawasan ataupun wilayah. Fasilitas pendidikan tersebut memicu munculnya permukiman di sekitarnya. Pada umumnya mahasiswa lebih memilih untuk bertempat tinggal di sekitar kampus untuk memudahkan pergi ke kampus. Ini memicu munculnya area permukiman di sekitar kampus berupa rumah indekos (rumah kos). Aktivitas bermukim dan pendidikan tersebut mendorong munculnya aktivitas-aktivitas lain seperti perdagangan, dan perkantoran. Hal ini menjelaskan bagaimana suatu kekompakan itu muncul pada lingkup kawasan kampus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menemukan atribut compactness di kawasan kampus dan menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan compactness di kawasan kampus. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan deduktif-kuantitatif-kualitatif. Kepadatan kawasan, kesatuan aktivitas, perjalanan dengan berjalan kaki, interaksi sosial dan ekonomi merupakan sifat-sifat dari konsep compact (compactness) yang terbentuk di kawasan ini. Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya compactness di kawasan ini yaitu keberadaan Universitas AMIKOM Yogyakarta, pemadatan kawasan, kemauan berjalan kaki, dan interaksi antar penghuni kawasan.
CITATION STYLE
Kartikakirana, R. A. (2019). PEMBENTUKAN COMPACTNESS DI KAWASAN KAMPUS: STUDI KASUS KAWASAN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA. Jurnal Pengembangan Kota, 7(2), 181–190. https://doi.org/10.14710/jpk.7.2.181-190
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.