Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) mengembangkan sistem informasi (SI) e-audit dengan strategi me-link and match-kan e-BPK dan e-auditee. SI e-audit mendorong pelaksanaan pemeriksaan laporan pertanggungjawaban keuangan negara dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Namun, data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% program perubahan yang sifatnya second order mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut terjadi akibat besarnya resistansi dari berbagai pihak yang terdampak oleh perubahan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan Model Keberhasilan dan Keberlangsungan Kinerja Terbaik (MK3T) Sistem Informasi. Model ini diperlukan untuk menjamin bahwa SI yang dibangun BPK RI akan berjalan dan mempunyai kinerja optimal dalam jangka panjang. Model tersebut dikembangkan berdasar kombinasi antara model organization health index (OHI) dan model DICE. Penelitian dilakukan dengan metode campuran, diawali dengan penyebaran kuisioner. Responden dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu para pemeriksa di BPK RI. 100 sampel memenuhi syarat untuk dilakukan pengolahan data statistik dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) SmartPLS versi 2.0. Lima elemen yang berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan dan keberlangsungan kinerja SI e-audit, yaitu: leadership, culture & climate, capabilities, motivation, innovation & learning. Nilai t-statistik lima elemen tersebut adalah 2,38; 2,00; 2,36; 2,22; 3,10. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-tabel dengan tingkat signifikansi 95% (α:0,05=1,96) yang merupakan batas nilai pengaruh sebuah variabel untuk dinyatakan berpengaruh signifikan.
CITATION STYLE
. N., Bandung, Y., & Welly, J. (2013). MODEL KEBERHASILAN DAN KEBERLANGSUNGAN KINERJA TERBAIK (MK3T) SISTEM INFORMASI STUDI KASUS: SISTEM INFORMASI E-AUDIT DI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI. Jurnal Sistem Informasi, 8(2), 78. https://doi.org/10.21609/jsi.v8i2.329
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.