Di Sulawesi Selatan, studi aspek sosial dan ekonomi haji belum pernah dilakukan, padahal berhaji bukan hanya meliputi aspek keagamaan akan tetapi juga kedua aspek tersebut. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah bagaimanakah haji mengekspresikan diri melalui status dan peran-peran sosial pada masyarakat dan sumber-sumber ekonomi apa yang dimiliki para haji untuk dapat dipahami sebagai orang mampu (istitha’)? Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui status dan peran sosial dan latar belakang ekonomi sebagai akibat dari kehajian pada masyarakat pedesaan. Konsep yang digunakan adalah modal sumberdaya manusia, modal sosial, dan modal ekonomi dari Fukuyama, dan teori hubungan keberagamaan dan etosekonomi dari Max Weber. Dengan metode wawancara, angket dan dokumentasi, ditemukan para haji di Bontonompo memiliki modal sumber daya manusia yang lebih baik di atas rata-rata penduduk setempat dilihat dari aspek latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dari segi ekonomi para haji memiliki sumberdaya ekonomi yang jamak, selain pendapatan dari status PNS, mereka juga memiliki sejumlah areal lahan, perusahaan batu bata, perdagangan, dan ternak, baik secara sendiri-sendiri maupun akumulatif. Sumber daya sosial menunjukkan haji cenderung dipercaya untuk menempati posisi-posisi publik dan privat di berbagai bidang yang ada di pedesaan.
CITATION STYLE
Ahmad, Abd. K. (2016). HAJI DI BONTONOMPO KABUPATEN GOWA TINJAUAN SOSIAL EKONOMI. Al-Qalam, 19(2), 165. https://doi.org/10.31969/alq.v19i2.153
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.