Sektor transportasi roadside merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam penurunan kualitas udara ambien di suatu kota. Parameter udara ambien terbesar yang dihasilkan dari aktifitas transportasi tersebut adalah Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Kota Probolinggo, kota dengan kategori penduduk sedang, merupakan kota jasa di Jawa Timur yang memiliki visi sebagai Kota Jasa Berwawasan Lingkungan Yang Maju, Sejahtera dan Berkeadilan. Makna berwawasan lingkungan di sini mengindikasikan perlu adanya aspek kualitas lingkungan, salah satu hal nya yaitu kualitas udara ambien dalam pembangunan kota. Pembangunan kota yang baik dapat memberi kenyamanan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Salah satu acuan dalam pembangunan kota adalah dengan mempertimbangkan kajian tata ruang kota tersebut. Kajian tata ruang memerlukan informasi mengenai aspek lingkungan, salah satunya aspek sumber daya udara. Beban emisi dapat diketahui dari data faktor emisi dan jumlah kendaraan yang melintas. Faktor emisi menggunakan data sekunder dari USEPA dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan jumlah kendaraan didapat setelah melakukan traffic counting di ruas jalan yang dipilih. Terdapat 10 ruas jalan yang dipilih yang meliputi jalan nasional dan jalan lokal. Beban emisi terbesar terdapat di ruas jalan simpang lima Gladak Serang yaitu sebesar 29,36 kg/km.jam NO2 dan 97,27 kg/km.jam CO. Sedangkan beban emisi terkecil terdapat di ruas jalan timur TWSL yaitu sebesar 3,96 kg/km.jam dan 12,93 kg/km.jam.
CITATION STYLE
Kristi, Y. W., & Boedisantoso, R. (2015). ANALISIS BEBAN EMISI UDARA CO dan NO2 AKIBAT SEKTOR TRANSPORTASI DARAT DI KOTA PROBOLINGGO. Jurnal Purifikasi, 15(2), 88–107. https://doi.org/10.12962/j25983806.v15.i2.29
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.