Ikan coklatan (Scolopsis taeniopterus) yang secara taksonomis termasuk famili Nemipteridae adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting di Laut Jawa. Data yang dianalisis merupakan sebagian hasil riset dengan K. M. Bawal Putih I pada tahun 2005 dan 2006, serta hasil pengambilan contoh di pangkalan pendaratan ikan Blanakan. Dugaan kepadatan stok pada ke-2 cruise tersebut adalah sekitar 7,0 dan 9,0 kg km-2. Dari sebaran frekuensi panjang teridentifikasi bahwa contoh ikan coklatan terdiri atas 1 kelompok umur yang kuat (strong cohort) dengan modus ukuran panjang 16,5 cm. Setelah dipisahkan antara jantan dan betina tampak bahwa, ikan jantan didominasi oleh kelompok ukuran 17,5 cm, sedangkan ikan betina oleh ukuran 16,0 cm. Data tersebut menyiratkan bahwa ukuran ikan coklatan jantan lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina. Dari sebaran persen frekuensi kumulatif di mana 50% dari sebaran tersebut yang mencerminkan Lc (panjang pertama kali tertangkap) tampak bahwa ukuran ikan betina dengan Lc=15,5 cm lebih kecil dari ikan jantan dengan Lc=17,5 cm. Melalui analisis kematangan ovarium, dapat dihitung ukuran ikan coklatan mencapai matang ovarium untuk pertama kali pada panjang Lm=15,0 cm. Dari ukuran-ukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ikan coklatan yang tertangkap sudah melewati ukuran pertama kali matang gonad, atau Lc>Lm. Jika kondisi tersebut dapat terus dipertahankan, maka stok ikan coklatan di Laut Jawa pada tingkat upaya yang sama mempunyai peluang yang lebih besar untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan. Lattice monocle bream (Scolopsis taeniopterus) that taxonomically belong to the family Nemipteridae provide one of the economically important demersal fish resources in the Java Sea. Data analyzed were part of the R/V Bawal Putih I cruise results carried out in 2005 until 2006, and from sampling in Blanakan landing place. The estimated stock density of the fish were 7.0 dan 9.0 kgs km-2. From the overall length frequency distribution it is likely that the population of the lattice monocle bream consisted of one strong cohort, with the modus of 16,5 cm. When sexually separated, it is revealed that the male group was dominated by the size of 17,5 cm length, while the female was dominated by the size of 16,0 cm length. From these data is likely that average size of the male fish during this observation was bigger than the size of female. From the cumulative percent frequencies distribution it was also observed that 50% of the distribution that can be assummed as equal to the length of first capture of the female fish, Lc=15,5 cm, seem to be smaller size compare with the male of the Lc=17,5 cm. Through maturity analysis it was calculated that the length of first maturity, Lm=15,0 cm length. From these size observations it can be concluded that most of the fish caugth have been mature, where Lc>Lm. Provided that this condition could be maintained at the same level of effort, exploitation of the lattice monocle bream stock could likely be achieved sustainably.
CITATION STYLE
Ernawati, T., & Badrudin, B. (2017). KELIMPAHAN STOK, SEBARAN PANJANG, DAN KEMATANGAN IKAN COKLATAN (Scolopsis taeniopterus) DI PERAIRAN LAUT JAWA. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 13(3), 213. https://doi.org/10.15578/jppi.13.3.2007.213-221
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.