Artikel ini menjelaskan bagaimana pendidikan Santri Dayah di Aceh memberikan keseimbangan antara penerapan akal dan wahyu. Keseimbangan ini, yang menjadi landasan bagi pertumbuhan di masa depan, bertujuan untuk mendorong “moderasi beragama” dalam pendidikan dayah, atau “Islam Wasathiyah.” Islam Wasathiyah didasarkan pada gagasan untuk mencapai keseimbangan di segala bidang. Penyelidikan utama berkaitan dengan cara pengalaman pendidikan siswa Dayah menggunakan akal dan wahyu sebagai sarana untuk menunjukkan keseimbangan ini. Esai ini menggali pertanyaan ini secara mendalam. Dalam penelitian kualitatif ini wawancara merupakan sumber data primer, dan observasi serta dokumentasi merupakan sumber data sekunder. Delapan orang Guru Besar Dayah menjadi sumber informasi utama. Subjek penelitian utama adalah Dayah Mishrul Huda Malikussaleh di Banda Aceh, Dayah Babussalam Al-Aziziyah di Bireuen, dan Dayah Babussalam Al-Hanafiyyah di Aceh Utara. Data yang telah dikumpulkan dijelaskan secara deskriptif. Temuannya menunjukkan bahwa santri Dayah secara konsisten menjaga keseimbangan yang sehat antara wahyu dan akal dalam mengejar ilmu aqidah, fiqh, dan tasawuf. Harmoni ini menunjukkan komitmen Dayah dalam menjunjung tinggi model pendidikan Islam Wasathiyah sebagaimana sekolah Islam konvensional di Aceh dalam seluruh proses pembelajarannya. Menemukan paradigma pembelajaran ideal yang berhasil memadukan akal dan wahyu menjadi tujuan penelitian ini.
CITATION STYLE
Zulkhairi, T., & Fakhruddin, F. (2023). KESEIMBANGAN PENGGUNAAN AKAL DAN WAHYU : PRAKTIK ISLAM WASATHIYAH DALAM PEMBELAJARAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAYAH. Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 13(3), 274. https://doi.org/10.22373/jm.v13i3.20708
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.