Kulit buah pisang kepok merupakan bagian pisang yang saat ini banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit salah satunya adalah jerawat yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus yang merupakan bakteri gram positif, tidak bergerak dan tidak berspora, Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri antara ekstrak etanol kulit buah pisang kepok yang mentah dan yang telah matang terhadap bakteri Stapylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini jika ditinjau dari permasalahannya bersifat komparatif yaitu jenis penelitian yang ingin mencari atau melihat perbedaan/perbandingan dari variabel-variabel yang akan diteliti dengan menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan daya hambat antara kulit pisang belum matang dengan yang telah matang. Dari hasil penelitian yang dilakukan mengguakan konsentrasi 40%, 50%, dan 60%, berdasarkan diagram garis menunjukkan bahwa daya hambat minimum kulit pisang yang telah matang pada konsentrasi 40% sebesar 1,21 mm lebih besar dibandingkan dengan kulit pisang yang belum matang pada konsentrasi 40 % sebesar 0,99 mm dengan FHitung 5,73 lebih besar dari Ftabel dengan nilai 4,10 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara daya hambat kulit pisang belum matang dengan yang telah matang. dalam menghambat pertumbuhan bakteri Stapylococcus aureus.
CITATION STYLE
Samsi, A. S. (2022). PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG KEPOK (Musa Balbisiana) MENTAH DAN MATANG TERHADAP Staphylococcus Aureus. Jurnal Ilmiah Pharmacy, 9(2), 1–10. https://doi.org/10.52161/jiphar.v9i2.419
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.