Pemberdayaan Kader Remaja Parikesit dalam Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Remaja

  • Fajriyati Nur Azizah
  • Lestari R
  • Suwarno
N/ACitations
Citations of this article
51Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

ABSTRAK Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis mengalami perubahan dalam kehidupannya. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental, sosial, dan emosional. WHO tahun 2018 menyebutkan prevalensi penderita gangguan mental emosional di dunia usia 10-19 tahun, 16%nya mencakup dalam beban penyakit dan cedera global. Setengah dari semua kondisi kesehatan mental dimulai pada usia 14 tahun, tetapi kasus tidak terdeteksi dan tidak diobati karena sejumlah alasan. Riskesdas tahun 2018 mencatat masalah mental emosional penduduk Indonesia usia >15 tahun di Yogyakarta mencapai 10,1%. Tingginya prevalensi gangguan mental emosional pada remaja menunjukkan perlunya implementasi nyata untuk mengatasi dan mengantisipasi peningkatan angka kejadian gangguan mental emosional di kalangan remaja. Pembentukan kader kesehatan remaja merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan untuk membantu mengoptimalkan peran remaja dalam upaya meningkatkan keterampilannya melakukan deteksi dini kesehatan jiwa. Universitas Jenderal Achmad Yani bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan Puskesmas Kalasan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memfasilitasi pemahaman kader remaja Parikesit tentang kesehatan jiwa remaja dan meningkatkan keterampilan remaja dalam melakukan deteksi dini kesehatan jiwa remaja. Untuk mengukur tingkat pengetahuan kader tentang deteksi dini kesehatan jiwa dilakukan pre dan posttest. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan kader dalam melakukan pengkajian dengan kuesioner SDQ dan PSC diukur dengan lembar observasi pengkajian. Hasil yang didapatkan, sebagian besar pengetahuan dan keterampilan kader tentang kesehatan jiwa remaja sebelum dilatih berada pada katagori berpengetahuan baik yaitu sebanyak 59%, katagori cukup 35%, dan katagori kurang 6%. Setelah dilakukan pelatihan didapatkan peningkatan persentase pengetahuan kader remaja yang masuk katagori pengetahuan baik menjadi 82%, dan tidak ada kader yang pengetahuannya dalam katagori rendah. Sedangkan kemampuan kader dalam melakukan pengkajian setelah dilatih didapatkan hasil 100% kader memiliki keterampilan cukup dalam mengkaji kesehatan mental dengan menggunakan kuesioner SDQ dan PSC.

Cite

CITATION STYLE

APA

Fajriyati Nur Azizah, Lestari, R., & Suwarno. (2022). Pemberdayaan Kader Remaja Parikesit dalam Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Remaja. Journal of Innovation in Community Empowerment, 4(1), 37–46. https://doi.org/10.30989/jice.v4i1.682

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free