Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia. Penatalaksanaan non farmakologi dapat dilakukan dengan terapi napas dalam dan terapi relaksasi otot progresif. Teknik napas dalam dapat merangsang keluarnya Oksida Nitrit yang dapat mendilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat diturunkan. Terapi relaksasi otot progresif dapat menurunkan aktifitas saraf simpatis yang menyebabkan vasodilatasi vaskuler sehingga tekanan darah turun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi napas dalam dan terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimen dengan pendekatan Non Equivalen Comparison Group Pretest-Posttest Design menggunakan uji t berpasangan, uji t tidak berpasangan dan uji Man-Whitney . Jumlah sampel sebanyak 30 responden tersebar 15 orang mendapat terapi napas dalam dan 15 orang mendapat terapi relaksasi otot progresif.Hasil menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah pada masing-masing kelompok dengan p=0,000 dan terdapat perbedaan penurunan tekanan darah antara kelompok terapi napas dalam dan terapi relaksasi otot progresif dengan p= 0,001 sistolik dan p=0,042. Pemberian terapi relaksasi otot progresif lebih baik dalam menurunkan tekanan darah pada lansia. Disarankan untuk melakukan relaksasi otot progresif untuk penanganan hipertensi secara nonfarmakologis pada lansia dengan hipertensi.
CITATION STYLE
Fajria, L. (2016). Perbedaan Pengaruh Terapi Napas Dalam dan Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang Tahun 2012. NERS Jurnal Keperawatan, 9(1), 60. https://doi.org/10.25077/njk.9.1.60-65.2013
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.