Pandemi Covid-19 memunculkan kebijakan baru yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Ngebel merupakan daerah wisata yang terkenal sebagai penghasil durian yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Ponorogo. Namun, kebijakan PSBB dan adanya pembatasan operasional distribusi pangan berimplikasi pada pemenuhan kebutuhan pangan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan ketersediaan pangan dan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk mengolah bahan-bahan yang tersedia agar dapat mengurangi kesenjangan bahan pangan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Jenang Kulit Durian (JULID) fortifikasi tulang lele sebagai alternatif jajanan khas yang bergizi bagi masyarakat dalam rangka mengurangi volume limbah kulit durian dan tulang ikan lele. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data didapatkan dari hasil uji dan berbagai referensi yaitu jurnal penelitian, buku, serta artikel ilmiah berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi tulang lele pada jenang kulit durian mampu meningkatkan kandungan kalsium menjadi sebesar 1.91%. Jenang kulit durian fortifikasi tulang lele diketahui mengandung proksimat (air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat), sukrosa, dan serat pangan dengan lama simpan 10 hari. Hasil uji ALT jenang kulit durian fortifikasi tulang lele menunjukkan angka 9,1x102 cfu/g yang artinya aman untuk dikonsumsi. Sedangkan hasil organoleptik membuktikan bahwa jenang kulit durian fortifikasi tulang lele dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
CITATION STYLE
Fuadah, L., Asyari, R. P., Febriyana, V., & Sayekti, T. (2022). Inovasi Jenang Berbahan Limbah Kulit Durian Dengan Fortifikasi Tulang Lele. Jurnal Tadris IPA Indonesia, 2(1), 56–66. https://doi.org/10.21154/jtii.v2i1.447
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.