Sikap dan perilaku siswa yang tidak sesuai dengan norma disekolah menjadi gambaran kesehatan mental remaja, seperti tidak disiplin, melanggar aturan sekolah, masalah kesulitan belajar, masalah sikap, masalah dalam pembelajaran, masalah emosi serta berbagai bentuk kenakalan remaja yang cenderung kepada bentuk pelanggaran kriminal. Hasil riset Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan 2,45 juta remaja Indonesia mengalami gangguan mental. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui masalah kesehatan mental remaja disekolah serta meningkatkan kesehatan mental remaja melalui pemberian stimulasi perkembangan psikososial pada remaja. Metode yang digunakan adalah deteksi dini dengan instrument Strenght and Difficulties Questionnaire (SDQ), pemberian edukasi mengenal pentingnya kesehatan mental pada remaja serta penerapan asuhan keperawatan jiwa sehat pada remaja melalui pemberian intervensi stimulasi perkembangan psikososial pada remaja. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan sebagian besar siswa (63%) mengalami gangguan mental emosional (GME) atau masalah kesehatan mental berdasarkan instrument SDQ. Hasil kegiatan ini juga menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang kesehatan mental dan kemampuan siswa melakukan stimulasi perkembangan psikososial. Pemantauan dan intervensi lebih lanjut yang bekerjasama dengan lintas program dan lintas sekotor sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan mental lebih lanjut.
CITATION STYLE
Mawaddah, N., & Prastya, A. (2023). Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Remaja Melalui Stimulasi Perkembangan Psikososial Pada Remaja. DEDIKASI SAINTEK Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 115–125. https://doi.org/10.58545/djpm.v2i2.180
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.