Penatalaksanaan jalan napas merupakan hal fundamental bagi ahli anestesi. Kegagalan penatalaksanaan jalan napas mengakibatkan kematian. Berbagai modalitas tersedia untuk penatalaksanaan jalan napas sulit, mulai dari alat sederhana seperti stylet dan bougie hingga alat canggih seperti video laryngsocope dan fiberoptic. Fiberoptik masih menjadi standar baku kesulitan intubasi, namun penggunaannya masih terbatas karena harganya mahal dan penggunaannya sulit. Purwarupa camera–bougie merupakan modalitas baru yang diharapkan dapat mengatasi keterbatasan tersebut dan menjembatani antara bougie yang sederhana dan fiberoptik yang sangat canggih. Tujuan penelitian adalah membandingkan angka keberhasilan intubasi dan waktu intubasi antara bougie dan purwarupa camera–bougie pada maneken simulasi kesulitan intubasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian analitik eksperimental ini dilakukan pada 41 peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung semester 5 sampai dengan 11 yang melakukan intubasi dengan bougie dan purwarupa camera–bougie secara bergantian dengan metode randomisasi permutasi blok pada maneken simulasi kesulitan intubasi. Penelitian dilakukan dari tanggal 16–24 Oktober 2018. Keberhasilan dan waktu intubasi dicatat dan dianalisis secara statistik dengan Uji Mc. Nemar dan Wilcoxon. Keberhasilan intubasi dengan bougie sebesar 39% dan purwarupa camera-bougie 100% (p<0,001). Waktu intubasi dengan bougie dan purwarupa camera-bougie sebesar 18,81 (12,19) detik dan 7,0 (1,47) detik (p<0,001). Simpulan, purwarupa camera–bougie meningkatkan keberhasilan intubasi dan memperpendek waktu intubasi pada maneken simulasi kesulitan intubasi.Comparison of Success Rate and Duration of Intubation between Bougie and Bougie–Camera Prototype in Simulated Difficult Airway ManikinAirway management is fundamental for anesthesiologist. Fiberoptic is still the gold standard for difficult intubation but its expensive price and complicated handling limit its use. Bougie–camera prototype is one of the new modalities that is expected to overcome these limitations and bridge the gap between simple bougie and very sophisticated fiberoptic. The aim of this study was to compare the success rate and duration of intubation between bougie and bougie–camera prototype in simulated difficult airway manikin at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. This experimental analytic study was conducted on 41 fifth semester anesthesiology residents of the Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran/Dr. Hasan Sadikin General Hospital who performed intubation with bougie and bougie–camera prototype alternately on simulated difficult airway mannequin using permutation block randomization method. This study was held during the period of 16–24th of October 2018. The success rate and duration of intubation were recorded and analyzed statistically by Mc. Nemar and Wilcoxon tests. The rate of successful intubation with bougie was 39% and 100% with bougie–camera prototype (p<0.001). Duration of intubation with bougie and bougie–camera prototype was 18.81 (12.19) seconds and 7.0 (1.47) seconds (p<0.001). The conclusion of this study is bougie–camera prototype increases the success rate of intubation and shortens the duration of intubation on simulated difficult airway on mannequin.
CITATION STYLE
Amelis, G. D., Budipratama, D., & Oktaliansah, E. (2019). Perbandingan Angka Keberhasilan Intubasi dan Waktu Intubasi antara Menggunakan Bougie dan Purwarupa Camera–Bougie pada Maneken Simulasi Kesulitan Intubasi. Jurnal Anestesi Perioperatif, 7(1), 18–24. https://doi.org/10.15851/jap.v7n1.1585
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.