Al-Qur’an menggunakan kata al-SyifÄ’ untuk merujuk makna pengobatan, tidak menggunakan istilah al-Ṭibb yang lebih identik dengan pengobatan berdasarkan petunjuk dari hadis nabi. Al-Qur’an maupun hadis pada dasarnya memiliki posisi yang sama dalam membahas pengobatan, yakni sama-sama sebagai sumber pengetahuan untuk melakukan treathment terhadap berbagai penyakit, baik fisik maupun non fisik. Kajian ini akan menyoal tentang pemaknaan para sufi terhadap konsep SyifÄ’ dalam Al-Qur’an. Kajian akan diarahkan untuk menemukan bagaimana konsep makna SyifÄ’ tersebut dalam tafsir-tafsir sufi. Riset ini merupakan bagian dari library research yang datanya diambil dari sumber-sumber kepustakaan. Sumber data yang digunakan dalam riset ini adalah daftar penulis tafsir sufi yang sudah diklarifikasi oleh Al-Zahabi dalam kitab TafsÄ«r wa al-MufassirÅ«n. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini menggunakan model tematik dengan memperhatikan aspek-aspek pemaknaan terhadap terminologi SyifÄ’ dalam Al-Qur’an. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam memaknai kata SyifÄ’, para sufi cenderung mengedepankan aspek-aspek metafisis dari teks. Penafsiran mereka terhadap makna SyifÄ’ mengerucut pada pemahaman tentang pengobatan-pengobatan yang berdimensi spiritual (batin) yang orientasinya adalah mengobati hati manusia. Hampir semua ayat yang ditafsirkan selalu dihubung-hubungkan dengan obat-obat yang berdimensi batin, seperti obat untuk membersihkan jiwa (hati) dari segala keburukan yang melingkupinya seperti, obat rindu kepada Allah, obat untuk mengatasi keraguan, obat untuk dapat bersikap tawaá¸u’ dan obat agar selalu mendekatkan diri kepada Allah.
CITATION STYLE
Heriyanto, H. (2021). Konsep Makna SyifÄâ€TM dalam Wacana Tafsir Sufi. JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, 1(2), 207–224. https://doi.org/10.28918/jousip.v1i2.4959
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.