Ubi jalar memiliki potensi sebagai bahan pangan berbasis sumber daya lokal yang dapat dimanfaatkan menjadi produk tepung ubi jalar terfermentasi. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan tepung ubi terfermentasi yang optimal ditinjau dari besarnya konsentrasi substrat ubi jalar dan penambahan inokulum angkak. Fermentasi dilakukan menggunakan inokulum angkak dengan berbagai dosis konsentrasi yaitu 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Analisis terhadap tepung ubi jalar terfermentasi meliputi pengukuran kadar air, kadar abu, karbohidrat, protein, lemak, serat, derajat asam, aktivitas antioksidan serta analisa organoleptik. Tepung dari nisbah yang paling optimal diaplikasikan dalam pembuatan mie basah dengan subtitusi tepung ubi jalar terfermentasi sebesar 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Hasil penelitian menunjukkan penambahan inokulum angkak dengan dosis 5% menghasilkan fermentasi yang optimal, dengan kandungan kadar air sebesar 7,19%, kadar abu 2,44%, karbohidrat 49,77%, protein 1,62%, lemak 1,38%, serat kasar 4,59%, derajat asam 9,27 NaOH 0,1 N/100 g dan memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menghambat radikal bebas sebesar 48,12%. Uji organoleptik dengan 25 panelis menunjukkan bahwa produk mie basah yang paling disukai adalah dari subtitusi tepung ubi jalar terfermentasi sebesar 10%. Kata
CITATION STYLE
Susetyo, Y. A. S. (2016). OPTIMASI KANDUNGAN GIZI TEPUNG UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS L.) TERFERMENTASI DITINJAU DARI DOSIS PENAMBAHAN INOKULUM ANGKAK SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 5(3). https://doi.org/10.17728/jatp.172
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.