Keraton Yogyakarta, secara visual merupakan sekumpulan artefak yang merupakan akulturasi budaya Jawa dan Eropa. Pertemuan antara ke dua budaya dalam rancangan pada Keraton Yogyakarta memunculkan ekspresi unik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola akulturasi yang ada pada rancangan arsitektur Keraton Yogyakarta dan menafsirkan ekspresi yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik observasi dilakukan dengan cara pengamatan visual, pembuatan dokumentasi, wawancara dengan nara sumber, mengkaji literatur terkait. Hasil dari penelitian ini adalah pada Tratag Pagelaran, Tratag Sitihinggil, dan Bangsal Ponconiti, elemen-elemen berlanggam Eropa hadir memperelok bangunan gedung berlanggam arsitektur Jawa, yang berkonsep naungan, secara keseluruhan memiliki ekspresi ‘ringan’. Sedangkan pada Gedong Purwaretna dan Gedong Jene, sosok bangunan gedung berlanggam Kolonial Belanda sangat dominan, dengan ekspresi ‘berat’ yang dipercantik dengan ornamentasi berlanggam tradisional Jawa.
CITATION STYLE
Tohar, I., & Istijanto, S. (2021). AKULTURASI BUDAYA DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR STUDI KASUS: KERATON YOGYAKARTA. Jurnal Ilmiah Arsitektur, 11(2), 40–47. https://doi.org/10.32699/jiars.v11i2.2201
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.