Tidur berfungsi untuk menjaga keseimbangan sistem metabolik tubuh. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan perubahan hormonal akibat adanya aktivitas Hipotalamus Pituitary Adrenal (HPA) dan sistem saraf simpatis. Hal ini dapat merangsang sekresi hormon katekolamin dan kortisol yang menyebabkan gangguan toleransi glukosa dan resistensi insulin sebagai penyebab penyakit Diabetes Melitus (DM). Lebih dari 90% total kasus diabetes merupakan DM tipe II. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menilai besarnya pengaruh kualitas tidur terhadap kadar gula darah tidak terkontrol pada pasien DM tipe II di Klinik Meurasi Lambaro Aceh Besar. Hasil penelitian terhadap 75 responden menunjukkan 51 responden memiliki kualitas tidur yang buruk (68%) dan 24 responden sisanya memiliki kualitas tidur yang baik (32%). Selanjutnya, dilakukan uji regresi linear sederhana untuk menilai besarnya pengaruh kualitas tidur terhadap kadar gula darah tidak terkontrol, didapat nilai signifikansi Pvalue= 0.017 < 0.05 yang menunjukkan terdapat pengaruh kualitas tidur terhadap kadar gula darah tidak terkontrol pada pasien DM tipe II sebesar 7,6% sedangkan 92,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.
CITATION STYLE
Martafari, C. A., Kurniawan, R., & Stivani, M. A. (2023). Pengaruh Kualitas Tidur Terhadap Kadar Gula Darah Tidak Terkontrol Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Berdasarkan Kuesioner PSQI. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 10(1), 1419–1425. https://doi.org/10.33024/jikk.v10i1.5547
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.