Dalam beberapa dekade terakhir, garis pantai di wilayah Indonesia mengalami penyempitan yang sangat mengkhawatirkan. Salah satu yang dapat diamati yaitu pada pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari beberapa kabupaten pesisir seperti Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Parepare dan Pinrang. Beberapa kawasan pesisir tersebut telah mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir, salah satunya adalah pesisir Kabupaten Pangkep, dimana faktor alam seperti abrasi dan sedimentasi serta pemanfaatan lahan, khususnya ekosistem pesisir, telah berkontribusi terhadap degradasi ekosistem. hutan mangrove menjadi tambak, pembangunan pelabuhan, tambang dan pemukiman. Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang terjadi secara terus menerus. Perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai berupa pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai (sedimentasi atau akresi). Dalam mengamati perubahan garis pantai yaitu abrasi dan sedimentasi, maka digunakan teknologi penginderaan jarak jauh atau citra satelit. Mengingat informasi perubahan garis pantai dalam berbagai kajian wilayah pesisir Kepulauan Pangkep sangat penting untuk meminimalkan dampak abrasi pantai dan longsor pantai, maka penggunaan teknik penginderaan jauh banyak dilakukan di wilayah pesisir. Dalam meminimalisir dampak perubahan garis pantai yaitu abrasi dan sedimentasi, maka diperlukan adanya kajian mitigasi bencana agar penduduk sekitar pesisir pantai lebih sadar dan peduli akan dampak dari perubahan garis pantai.
CITATION STYLE
Suleman, S. A., & Bur, S. (2023). MITIGASI BENCANA ABRASI DAN SEDIMENTASI PANTAI PADA DI PESISIR PANTAI KABUPATEN PANGKEP. Riset Sains Dan Teknologi Kelautan, 56–61. https://doi.org/10.62012/sensistek.v6i1.24250
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.