GELIAT DAKWAH KALANGAN MILENNIAL TERDIDIK : MEMBACA ARAH PENYEBARAN INFORMASI KEAGAMAAN MELALUI GAWAI

  • Hidayatulloh M
  • Sahid K
N/ACitations
Citations of this article
15Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk ; (1) Mendeskripsikan konten dan produk informasi keagamaan, (2) Menyebutkan dan menguraikan faktor kritis penyebaran informasi keagamaan serta (3) Menjelaskan model dan strategi penyebaran informasi keagamaan. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dimulai dari bulan Juni 2018-Februari 2019. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berumur 18-22 tahun yang aktif menggunakan media sosial pada dua bidang berbeda, yaitu mahasiswa Fakultas Dakwah maupun mahasiswa Fakultas Umum dengan jumlah subjek 5 orang mahasiswa untuk masing-masing Fakultas. Pemilihan narasumber yang diwawancarai tersebut dipilih dengan snowball method. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yakni reduksi data (pemilahan, pemusat perhatian), penyajian (display) data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Narasumber merasa bahwa materi/konten yang perlu dibagikan adalah konten isu agama dan masalah politik. Dalam menyebarkan informasi keagamaan, narasumber memiliki tujuan jangka pendek  di antaranya : untuk berbagi, agar bermanfaat buat orang banyak, agar mereview kembali ilmu yang telah diketahui, serta meredam konflik dibanding menyulut konflik. Narasumber juga memiliki tujuan jangka panjang yaitu ; ladang mencari pahala, agar masuk surga, aktualisasi diri, mengingatkan diri sendiri, dan mengimbangi keburukan dengan kebaikan melalui share informasi keagamaan yang positif. Sebagian besar narasumber belum dapat membuat informasi keagamaan sendiri, Narasumber hanya merepost kembali informasi keagamaan yang dianggapnya bagus untuk dishare. Beberapa narasumber berusaha membuat informasi keagamaan sendiri dengan membuat foto, konten tulisan, membuat akun khusus dan membuat quotes. (2) Kebanyakan anggota grup atau followers yang merespon dengan mengajak diskusi lanjutan, menyoal argumentasi sampai membedah berbagai sudut pandang. Sedangkan respon berupa like, emoji jempol, senyum sampai ucapan terimakasih tidaklah demikian banyak. Tantangan penyebaran informasi keagamaan menurut narasumber adalah ; konten yang direpost mengandung kontroversi, konten menimbulkan multitafsir, konten yang sering dijadikan hoax, menshare konten kreatif inovatif, dan bersentuhan dengan masalah politik. Narasumber melihat faktor kritis dalam penyebaran informasi keagamaan yaitu masalah kapasitas perorangan dan sikap atau respon menghadapi keberagaman dan hoax. (3) Dari segi keaktifan narasumber dalam menyebarkan informasi keagamaan, ternyata mereka cukup konsisten dengan aktifitas dakwah di media sosial. Mereka lebih dominan menyebarkan informasi keagamaan kepada pribadi dibandingkan kepada kelompok. Upaya yang dilakukan agar informasi keagamaan dapat diterima dengan baik di antaranya: mengkombinasikan informasi dengan hal-hal lain, diupayakan informasinya tanpa mengusik atau menyinggung orang lain, postingan berasal dari sumber yang jelas, dan penyebaran ke orang terdekat. Dalam upaya penyebaran informasi keagamaan, narasumber melakukan beberapa model : penyebaran video dan artikel. Beberapa strategi penyebaran informasi keagamaan di antaranya : dengan bahasa yang mudah diterima, konten yang menarik, menggunakan emoticon dan caption, dengan personal chat agar bantu disebar, dan disebarkan saat prime time.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hidayatulloh, M. T., & Sahid, K. A. (2020). GELIAT DAKWAH KALANGAN MILENNIAL TERDIDIK : MEMBACA ARAH PENYEBARAN INFORMASI KEAGAMAAN MELALUI GAWAI. Harmoni, 19(1), 132–148. https://doi.org/10.32488/harmoni.v19i1.369

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free