Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Flour Albus pada Mahasiswi S1 Keperawatan Reguler di Universitas Nasional Jakarta Selatan

  • Ranamajaki N
  • Argarini D
  • Widiastuti S
N/ACitations
Citations of this article
24Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

ABSTRACT Maintaining reproductive organ health is crucial to prevent various problems, such as urinary tract infections, reproductive tract infections, scabies, cervical cancer, and flour albus. The incidence of flour albus is common among women of childbearing age who do not pay enough attention to hygiene and care of their private area. Flour albus is a fluid that comes out of the vaginal opening in addition to menstrual blood. Based on data from the World Health Organization (WHO), it is estimated that by 2021, around 75% of women in Indonesia will experience fluor albus at least once in their lifetime, and 45% of them will experience fluor albus more than twice. These prevalence rates indicate that fluor albus is a common problem among women in Indonesia. On a global scale, about 75% of women worldwide have experienced fluor albus. There is a significant difference, with only about 25% of women in Europe experiencing fluor albus. This suggests that this condition has a greater impact on the female population in Indonesia compared to some other regions of the world (Mita Wijayanti, 2022). Data from the 2018 Indonesian Reproductive Health Survey shows that flour albus affects mostly women (15-24 years old), and the percentage increases annually to 70%. These statistics show that about 50% of young women suffer from flour albus (Hanifah, 2023). Factors that affect flour albus are personal hygiene behavior, pantyliner use, and physical activity. If flour albus is not treated properly, it can cause physical problems and psychological problems. One of the common short-term side effects of flour albus is painful itching and may lead to infection. In addition, fluor albus can also cause psychological disorders, which will lead to excessive anxiety. This study aims to determine the relationship between personal hygiene behavior, pantyliner use and physical activity with the incidence of flour albus in undergraduate nursing students at the National University of South Jakarta. This study used quantitative methods with an analytic survey design and a cross-sectional approach. The results of this study indicate that there is a relationship between personal hygiene behavior, pantyliner use, and physical activity with the incidence of flour albus in undergraduate nursing students Regular National University of South Jakarta with a p-value of personal hygiene behavior towards the incidence of flour albus of 0.004 <0.05. The use of pantyliner to the incidence of flour albus with a p-value of 0.005 <0.05 and physical activity to the incidence of flour albus with a p-value of 0.002 <0.05. The conclusion of this study is that there is a significant relationship between personal hygiene behavior, pantyliner use, and physical activity with the incidence of flour albus in undergraduate regular nursing students at the National University of South Jakarta. Keywords: Physical Activity, Flour Albus, Personal Hygiene Behavior, Pantyliner Use.  ABSTRAK Memelihara kesehatan organ reproduksi adalah tindakan krusial untuk mencegah berbagai masalah, seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran reproduksi, kudis, kanker serviks, dan flour albus. Kejadian flour albus sering terjadi pada wanita usia subur yang tidak cukup memperhatikan kebersihan dan perawatan area pribadi mereka. Flour albus merupakan cairan yang keluar dari lubang vagina selain darah menstruasi. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan bahwa pada tahun 2021, sekitar 75% wanita di Indonesia akan mengalami fluor albus setidaknya satu kali dalam hidup mereka, dan 45% di antaranya akan mengalami fluor albus lebih dari dua kali. Angka prevalensi ini menunjukkan bahwa fluor albus merupakan masalah umum pada wanita di Indonesia. Dalam skala global, sekitar 75% wanita di seluruh dunia pernah mengalami fluor albus. Terdapat perbedaan signifikan, di mana hanya sekitar 25% wanita di Eropa yang mengalami fluor albus. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ini memiliki dampak yang lebih besar pada populasi wanita di Indonesia dibandingkan dengan beberapa wilayah lain di dunia (Mita Wijayanti, 2022). Data Survei Kesehatan Reproduksi Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa flour albus menyerang sebagian besar wanita (15–24 tahun), dan persentase tersebut meningkat setiap tahunnya hingga 70%. Statistik ini menunjukkan bahwa sekitar 50% perempuan muda menderita flour albus (Hanifah, 2023). Faktor yang memengaruhi flour albus adalah perilaku personal hygiene, penggunaan pantyliner, dan aktivitas fisik. Dampak flour albus tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan masalah fisik hingga masalah psikologis. Salah satu efek samping jangka pendek yang umum dari flour albus adalah rasa gatal yang menyakitkan dan dapat menyebabkan infeksi. Selain itu, fluor albus juga dapat menyebabkan gangguan psikologis, yang akan menimbulkan rasa cemas yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku personal hygiene, penggunaan pantyliner dan aktivitas fisik dnegan kejadian flour albus pada mahasiswi S1 Keperawatan Reguler Universitas Nasional Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain survey analitik dan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan perilaku personal hygiene, penggunaan pantyliner, dan aktivitas fisik dengan kejadian flour albus pada mahasiswi S1 keperawatan Reguler Universitas Nasional Jakarta Selatan dengan nilai p-value perilaku personal hygiene terhadap kejadian flour albus sebesar 0,004 < 0,05. Penggunaan pantyliner terhadap kejadian flour albus dengan nilai p-value sebesar 0,005 < 0,05 dan aktivitas fisik terhadap kejadian flour albus dengan nilai p-value sebesar 0,002 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan signifikan antara perilaku personal hygiene, penggunaan pantyliner, dan aktivitas fisik dengan kejadian flour albus pada mahasiswi S1 Keperawatan Reguler Universitas Nasional Jakarta Selatan. Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Flour Albus, Perilaku Personal Hygiene, Penggunaan Pantyliner

Cite

CITATION STYLE

APA

Ranamajaki, N. F., Argarini, D., & Widiastuti, S. (2024). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Flour Albus pada Mahasiswi S1 Keperawatan Reguler di Universitas Nasional Jakarta Selatan. MAHESA : Malahayati Health Student Journal, 4(4), 1274–1289. https://doi.org/10.33024/mahesa.v4i4.14028

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free